Pernah mendengar ibu berkata; "Aduh...anak zaman sekarang kok susah ya. Beda banget sama kita dulu. Pada pacaran, nongkrong. Kita dulu aja yang namanya suka mesti diem, nggak kayak mereka sekarang. Pergaulan memang sudah kacau."
Memang, saya setuju dengan ibu-ibu yang seperti itu. Pergaulan memang sudah mulai kacau, mengingat moral baik yang ditanamkan lewat televisi, koran, dan media lain sangat minim. Tapi, mengapa ibu-ibu merasa sangat berbeda dengan anak-anaknya?
Mungkin, ini erat hubungannya dengan politik di Indonesia. Zaman sebelum reformasi (Zaman ibu dan ayah masih muda) pergaulan dan kebebasan bisa dibilang dikekang. Bahkan, presiden pun tidak pernah berganti. Salah sedikit berkata, hukuman berat.
Jadi, orangtua mereka (nenek dan kakek kita) menyarankan--atau mungkin bisa dibilang memaksa--untuk menekan pergaulan mereka. Kita tahu sendiri, yang namanya berkumpul pasti nongkrong dan sebagainya. Jika mereka ikut nongkrong, mungkin mereka akan berkata yang tidak-tidak tentang pemerintahan, presiden, dan keadaan Indonesia. Akibatnya, mereka akan diawasi oleh agen khusus (pernah dengar belum?).
Setelah reformasi, kebiasaan itu dihilangkan. Anak-anak sekarang bebas bergaul--bahkan sampai kebablasan. Sehingga, orangtua menganggap mereka tidak diperlakukan adil. Waktu zamannya, mereka tidak bisa terlalu bebas, tapi sekarang anak-anak mereka bisa terlalu bebas. Itu memang tidak baik.
0 comment:
Posting Komentar