THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 31 Maret 2010

The Chain When the War Begins

II

Orland dan Hebrand

Sejarah hanya ditulis oleh orang yang buta. Buta di sini artinya orang itu tidak mengetahui bagaimana peristiwa yang ia tulis tersebut. Ia hanya mendengar, bukan mengalami. Dia hanya sebagai pendengar yang aktif, tapi sebagai pelihat yang pasif.

Mendengar sendiri adalah sesuatu yang rawan, karena berita yang ia dengar sudah berganti dari mulut satu ke mulut lain (pendengar satu ke pendengar lain). Melihat adalah sesuatu yang lebih pasti dari mendengar. Terkadang—bahkan kebanyakan—orang selalu menghampiri sesuatu saat temannya memberitahukan tentang sesuatu tersebut. Rasa ingin tahu selalu muncul. Dan itu akibat dari penglihatan yang selalu lebih pasti.

Tersebutlah dua negara di kaki Gunung Mousguana, satu di Timur satu di Barat. Gunung Mousguana sendiri terkenal sebagai gunung tertinggi di wilayah itu. Wilayah yang para pedagang dan pengembara dikenal sebagai Eporia, daratan kecil dengan salju dan hutan. Sebenarnya, salju dan hutan hanyalah sebuah metafora untuk menggambarkan keanekaragaman musim dan cuaca di Eporia ini.

Dua negara itu dibatasi oleh Padang Rumput Fragean, padang luas yang selalu hijau, bahkan di musim dingin. Tidak ada pohon sejauh mata memandang, hanya rerumputan setinggi pinggang seorang ksatria. Pohon terdekat terletak di kaki pegunungan, jauh di sebelah utara. Padang rumput itu sering digunakan oleh pedagang dan pengembara sebagai tempat istirahat, tapi bukan sebagai tempat menginap karena tidak ada sumber air. Di sebelah utara, terhampar Pegunungan Mousfeir dengan puncaknya yang tinggi, Gunung Mousguana.

Dari padang rumput ini, terlihat sebuah air terjun besar yang mengalir ke sebelah timur. Itulah yang digunakan oleh orang-orang di Orland, negeri sebelah timur untuk hidup. Negara yang makmur karena mengandalkan semua bidang. Di musim semi, pertanian selalu lebih maju. Begitu juga pertanian seperti kopi dan teh. Kemudian, di musim dingin kopi dan teh itu digunakan sebagai minuman yang selalu menguntungkan para penjualnya.

Sejarah Orland sendiri dimulai ribuan tahun lalu. Seorang pengembara bernama Feraux de Orland sedang beristirahat di dekat air terjun. Dia mengembara bersama kafilahnya yang terdiri dari 500 orang, termasuk 200 ekor hewan ternak dan 150 kuda. Kafilah ini adalah kafilah pedagang yang tergolong Fratader, pedagang jarak jauh. Di wilayah dekat air terjun ini sudah dihuni oleh Bangsa Habranius kuno, nenek moyang penduduk Hebrand sekarang.

Feraux berusaha berbarter dengan pemimpin Habranius, Conis Ofalus. Feraux sebenarnya tidak meminta banyak, hanya 5000 ikat roti manis dan 10000 botol air segar. Sebagai gantinya, dia akan memberi 200 ikat sutra yang ia bawa dari Negeri Timur Jauh. Ofalus tidak tertarik. Menurutnya, ia akan rugi besar. Padahal, satu ikat sutra saja sanggup untuk membeli sekitar 25 ikat roti dan 50 botol air segar.

Barter itu dilakukan oleh utusan Feraux, Giardoni de Tortio. Ofalus menolaknya, tapi Giardoni memaksa. Karena murka, Giardoni dibunuh oleh Ofalus sendiri. Feraux sangat marah. Dia lalu membalas Lord Habranius itu. Tentu saja, dia tidak akan sanggup melawannya dengan hanya orang-orang di kafilahnya sendiri. Dia lalu meminta bantuan pada Negeri Timur Jauh, Negeri Pasir di wilayah Sean Kecil, dan Negeri Rawa di selatan. Karena sudah pernah menjalin hubungan dengan negara-negara itu, Feraux berhasil mendapatkan bantuan. Ofalus mati dan wilayah dekat air terjun itu berhasil diambil alih oleh Feraux. Wilayah itu kemudian dinamai dengan Orland yang diperintah oleh kafilah Feraux dan keturunannya. Hubungan dengan negara-negara yang membantunyapun berjalan semakin baik. Seiring dengan perkembangannya, Orland lebih dikenal dengan “Negeri Air Kemenangan” oleh para pedagang.

Bangsa Habranius kemudian memindahkan wilayahnya ke sebelah barat, tempat Hebrand sekarang. Ofalus memang mati dan dia belum memiliki anak. Posisi Lord kemudian digantikan oleh Davier, Lord yang damai. Davier sendiri masih cucu dari sepupu jauh kakek Ofalus. Hubungan antara Hebrand dan Orland pun membaik. Ekonomi berjalan lancar, militer berjalan aman, dan merekapun punya sebuah aliansi bernama Mousfeir, persis seperti nama pegunungan di sebelah utara negara mereka. Itu akan selalu mengingatkan bahwa mereka masih satu alam, masih satu saudara.

2000 tahun kemudian—sekarang—para penduduk dari kedua negara itu semakin bersahabat. Impor dan ekspor selalu berjalan lancar. Jika ada masalah selalu diselesaikan secara damai. Mereka sangat anti peperangan. Perang hanya menimbulkan kemerosotan ekonomi, pendidikan, moral, dan keamanan.

Lord Orland sekarang bernama Sephtyn de Orland. Dia Lord yang bijaksana. Lord Hebrand sendiri bernama Mouxian. Dia juga pecinta damai. Kedua Lord ini seperti kakak-adik. Bukan hanya rupa mereka yang mirip, tapi mereka memang sangat akrab. Setiap tahun selalu diadakan pesta besar antara dua negara tersebut.

Rakyat sangat antusias menyambut pesta itu. Biasanya, pesta itu dilakukan di balai besar istana. Tidak hanya itu, rakyat juga biasanya berpesta sendiri. Selagi Lord berpesta, rakyat menggelar pesta sendiri di rumah mereka, atau mungkin di jalanan. Rakyat selalu membenci keributan. Mereka belum pernah berperang selama 2000 tahun setelah perang besar oleh kafilah Feraux dan Ofalus.

0 comment: